Pulau Serangan, The Turtle Island
Pulau Serangan, berikut sejarah singkat pulau yang dijuluki pulau penyu ini. Apakah sobat sudah pernah mendengar nama Pulau Serangan dan asal usulnya ? ini adalah suatu Pulau kecil di Bali yang letaknya berada 5 km sebelah selatan dari Kota Denpasar, Bali. Pulau ini memiliki panjang 2,9 km dan hanya memiliki lebar 1 km, tergolong sangat kecil bukan ?
Pulau Serangan ini sendiri memang secara administratif termasuk wilayah Denpasar. dalam tata bahasa, kata Serangan berasal dari kata Sira dan Angen. jaman dahulu kala, banyak sekali pelaut Bugis yang memang suka bersinggah di Serangan untuk beristirahat dan mencari minum. saat mereka minum dan beristirahat di pulau ini maka mereka terkena pengaruh dari Sira Angen dan menjadi kangen atau sayang dengan pulau ini. sehingga lambat laun banyak sekali pelaut Bugis yang tinggal dan menetap di pulau ini. Sampai saat ini juga masih banyak dapat anda temui warga yang memang keturunan pelaut Bugis di Serangan.
![]() |
Pura Dalem Sakenan |
Pura Dalem Sakenan dan Pulau Serangan memang dua hal yang tidak terpisahkan. Pura yang terletak di Serangan ini konon sudah ada sejak abad ke 12. dari beberapa sumber lontar Usana Bali, Pura ini dibangun oleh Mpu Kuturan (Mpu Rajakretha). Dalam sejarahnya, Pura ini juga merupakan tempat suci yang awalnya dibangun dengan latar belakang wujud syukur sekelompok orang yang merasa sira angen dengan keindahan alam yang terdapat di pulau ini. Masyarakat Bali juga sering melakukan persembahyangan di Pura Sakenan dengan menggunakan jukung (perahu kecil). namun lambat laun tradisi itu kini mulai menghilang setelah dibangunnya jembatan penghubung antara Pulau Serangan dengan daratan utama yaitu Pulau Bali.
![]() |
Jembatan penghubung Pulau Serangan |
Kenangan yang tak terlupakan ketika saya kecil adalah ketika saya dan keluarga bersembahyang di Pura Sakenan, banyak penyu yang "mampir" dipinggir pantai sepanjang jalan menuju Pura, dan warga setempat menjual rumput laut bagi pengunjung yang ingin memberi makan penyu tersebut. Namun sekarang, telah terjadi banyak perubahan dan sangat jarang penyu mampir di area terbuka di pinggir pantai. Namun pemerintah dan para pemerhati lingkungan tidak tinggal diam dengan kondisi tersebut, disini juga telah ada tempat konservasi penyu.
Semoga hewan langka dan termasuk purba ini bisa tetap lestari dan tidak punah.
Menginjak masa SMA, saya lebih sering berkunjung ke pulau ini karena adanya teman sekelas yang juga warga disana. Selain karena jarak yang tidak terlalu jauh, suasana pantai juga menjadi alasan kenapa saya sering berkunjung ke sana, bukan sebagai wisatawan yang mengikuti paket wisata, saya kerap berkunjung ke rumah teman tersebut dan merencanakan apa yang ingin dilakukan disana(kebanyakan muncul secara spontan).
Teman saya ini orangnya cukup jenaka ditambah dialek khasnya kadang bisa membuat kita tak bisa berhenti tertawa meski dia sedang bermaksud serius. hahaha...
Kebanyakan kami bermain disekitar pantai, memasuki tempat-tempat yang jarang diketahui orang(mengingat dia orang asli sana), dan mencari kerang atau kepiting untuk sekedar dibakar. Suasana pantai yang tidak terlalu sesak, dan adanya tempat tempat tersembunyi membuat saya tak bosan-bosan berkunjung kesana saat itu.
Demikianlah sedikit kisah yang pernah saya alami di Pulau Serangan, bila sobat sedang liburan di Bali tidak ada salahnya mengunjungi pulau ini, mengingat infrastruktur yang terus membaik dan tertata rapi, dan adanya konservasi penyu yang patut dicoba untuk segi wisata pendidikan.
Sekian dulu kisah saya, semoga tulisan ini ada manfaatnya..
Salam Damai...
Comments
Post a Comment